Alhamdulillah, beberapa hari lagi seluruh umat muslim di berbagai penjuru
dunia akan merayakan hari Raya Idul Adha 1443 H. Dalam perjalanan menuju hari
raya qurban tersebut, saat ini umat muslim sedang berada dihari-hari yang
istimewa, sebaik-baiknya bulan. Yaitu bulan
Dzulhijjah. Bagaimana tidak, dalam bulan ini terkumpul 3 (tiga) keutamaan. Pertama; Dzulhijjah merupakan salah
satu bulan haram (asyhurul hurum) yaitu bulan-bulan yang dimuliakan
Allah SWT, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh al-Bukhari “Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana
keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di
antara bulan-bulan tersebut ada 4 bulan yang haram. 3 bulan berturut-turut,
yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, al-Muharram, dan yang terakhir Rajab Mudhar,
yaitu bulan di antara bulan Jumaada dan Sya’ban”.
Kedua didalam bulan Dzulhijjah terdapat hari-hari yang istimewa, yaitu
hari-hari terbaik yang dikhususkan Allah untuk beribadah didalamnya. Begitu
istimewanya hari-hari tersebut sampai Allah bersumpah dalam al-Qur’an. Menurut
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, hari-hari tersebut adalah 10 hari pertama
dibulan Dzulhijjah. Allah berfirman dalam surah al-Fajr ayat 1-2: “Demi
fajar dan Demi malam yang sepuluh”. Hal itu juga dikuatkan oleh sabda Nabi
Muhammad yang berbunyi, ““Sesungguhnya yang dimaksud dengan 10 itu adalah 10
di bulan al-Adha (bulan Dzulhijjah ), dan yang dimaksud dengan “ganjil”
adalah hari Arafah, dan yang dimaksud dengan “genap” adalah hari raya Idul
Adha. (HR. Ahmad).
Berdasarkan hadits di atas, maka
pada bulan ini umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah karena
Allah akan melipat gandakan pahala ibadah seorang hamba pada bulan tersebut.
Sebaliknya bagi orang yang berbuat dosa, maka dosanya juga akan berlipat ganda.
Dari Ibnu Abbas Ra. menyebutkan bahwasanya Rasulullah bersabda: “Tidak ada
hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah dari pada hari-hari yang
sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah ).”Para sahabat bertanya: “Apakah lebih
baik dari pada jihad fii sabiilillaah ?”Beliau
bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillah, kecuali seseorang
yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah
kembali lagi (mati syahid).” (HR. al-Bukhari).
Keistimewaan yang ketiga, didalam 10 hari pertama bulan
Dzulhijjah terdapat satu hari dimana hari itu menjadi puncak dari pelaksanaan
ibadah haji, yaitu hari Arafah yang ditandai dengan wuqufnya para jama’ah haji.
Rasulullah SAW menginformasikan bahwa berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah atau hari
Arafah tersebut, maka Allah akan menggugurkan dosa selama dua tahun. Disamping
itu, hari Arafah juga merupakan diantara hari yang Allah paling banyak membebaskan
seseorang dari api neraka. Hari juga dimana do’a seorang hamba paling cepat
diijabah oleh Allah. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baiknya do’a adalah
do’a pada hari Arafah” (HR: at-Turmudzi).
Beranjak dari begitu banyaknya keutamaan
dan keistimewaan bulan Dzulhijjah, terutama di 10 hari pertamanya, yang nanti
puncaknya adalah penyembelihan hewan qurban yang dimulai pada tanggal 10
Dzulhijjah dan diikuti tiga hari berturut setelahnya 11, 12, 13 Dzulhijjah yang
dinamakan dengan hari-hari tasyriq. Ditambah dengan dengan zikir, tahmid,
tahlil serta takbir yang sudah disunnahkan dilafazkan semenjak dari awal
Dzulhijjah, menjadikan bulan Dzulhijjah ini menjadi ladang pahala bagi umat Islam.
Diantara kebiasaan para salaf ketika datang10 hari pertama dibulan Dzulhijjah, terkhusus
dihari Arafah adalah mereka saling memperingatkan keluarga dan karib kerabatnya
untuk menyibukkan diri dengan ibadah. Diantaranya dengan berpuasa, bersedekah,
membaca al-Qur’an, berdo’a serta tidak banyak bergaul dengan manusia.
Namun
realita saat ini, sebahagian umat Islam sedikit sekali yang memperdulikan
syiar-syiar agama sehingga ibadah-ibadah yang sifatnya afdhaliyyah (lebih
utama) dan khsususiyyah (bersifat khusus) sering diremehkan atau bahkan
dilupakan sama sekali. Itu lah salah satu dari misi dan jerat syaithan, yaitu
menggiring manusia untuk lalai
dari hal-hal yang utama (ibadah utama). Ibadah ada tingkatan-tingkatannya, ada
ibadah yang memiliki nilai keagungan yang tinggi disisi Allah dan ada juga
ibadah yang nilai pahalanya biasa. Maka syaithan datang mengelabui manusia
untuk meremehkan ibadah yang nilainya agung. Sebagai contoh, tidak memanfa’atkan
sebaik-baiknya di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini dengan ibadah, padahal
sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits di atas bahwa tiada hari yang
lebih baik disisi Allah melainkan hari-hari di 10 pertama Dzulhijjah bahkan
jika dibandingkan dengan jihad sekalipun. Sebahagian umat muslim masih
disibukkan dengan jalan-jalan, shooping, berlama-lama duduk di warung kopi. Hal
tersebut bukannya tidak boleh, namun bagi muslim yang cerdas, ia lebih memilih meninggalkan
semua kegiatan yang berorientasi pada dunia untuk selanjutnya berkonsentrasi
serta memanfa’atkan waktu sebaik-baiknya untuk beramal di 10 pertama Dzulhijjah
ini dengan berpuasa, bersedekah, zikir dan membaca al-Qur’an.
Contoh lainnya adalah ketika Allah mensyari’atkan ibadah qurban, maka tidak ada tawar-menawar lagi
dengan beralasan bahwa ia sudah sering bersedekah dan sedekah
menurutnya lebih baik dan
bermanfa’at dari pada qurban. Sedekah harta bisa
dilakukan di sepanjang tahun, namun ibadah qurban terkait dengan waktu, hanya bisa
dilakukan sekali dalam satu tahun. Dan dengan melakukan ibadah qurban niscaya
seorang muslim sudah melakukan dua ibadah sekaligus, yaitu ketaa’tan terhadap
perintah Allah dan juga sekaligus bersedekah daging qurban
kepada fakir miskin dan karib kerabat. Oleh sebab itu, ulama sepakat
bahwa ibadah qurban itu tetap lebih baik dari pada bersedekah uang
yang nilainya jauh lebih besar.
Sekali lagi ini adalah soal kecerdasan
seorang muslim memanfa’atkan waktu dalam beramal. Jangan sampai pada hari-hari
utama ini seorang muslim dilalaikan oleh kesibukan dunia, apalagi pada hari Arafah
nanti, jangan sampai seorang muslim disibukkan dalam perjalanan, disibukkan dengan
berbelanja kebutuhan makanan, berlama-lama di warung kopi, disibukkan dengan
senda gurau dan lain sebagainya. Manfa’atkan waktu untuk berbelanja sehari
sebelumnya. Ketika hari arafah tiba, maka berdiam diri di rumah untuk melakukan
keta’atan dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah itu adalah hal yang lebih
utama. Sebagaimana pahala dilipatkan gandakan pada hari-hari bulan Dzulhijjah, begitu
juga dengan dosa, maka dosa yang dilakukan seorang muslim pada hari-hari
tesrebut juga akan dilipat gandakan oleh Allah. Ahli ilmu mengatakan, barang
siapa yang mampu menjaga akan dosa pandangan, pendengaran dan perkataan pada
hari-hari mulia ini, maka Allah akan menjaga dan mengampuni dosa-dosanya.
Sebelum penulis akhiri, penulis berpesan bahwa hari-hari di 10 pertama
Dzulhijjah masih tersisa dan hari raya qurban masih akan datang beberapa hari
lagi, belum terlambat, mari menambah keta’atan kepada Allah, mari menjadi hamba-hamba
Allah yang benar-benar cerdas dalam beramal, mari memaknai kembali hari raya qurban,
dengan menjadi shahibul qurban tahun ini!
No comments:
Post a Comment